Rabu, 03 Desember 2014

CATATAN ANEKDOT (ANECDOTAL RECORD) DAN FPRMAT PEMBUATAN CATATAN ANEKDOT”



MAKALAH
EVALUASI PEMBELAJARAN AUD
“ CATATAN ANEKDOT (ANECDOTAL RECORD) DAN FPRMAT PEMBUATAN CATATAN ANEKDOT”


OLEH:
KELOMPOK 3:
DESMALENI                            (1100761)
ZIA ROZAMI                            (1205089)
ULPA ULMI                             (1205095)
DILA PRADINI                        (1205086)
PRATIWI SAPANI TANJUNG  (1205105)
VIVI OKTAVIA                       (57808)
MERI ANNISA                         (1100760)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Catatan anekdot adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung tentang sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba (peristiwa yang terjadi secara insidental). Secara ideal, komponen yang diases meliputi seluruh aspek perkembangan anak yaitu: Fisik (Motorik halus,Motorik Kasar),Kognitif (SainsMatematika), Bahasa, Sosial-Emosional, Seni,Moral dan Nilai Agama.
Adapun Aplikasi Prosedur Pengadministrasian Catatan Anekdot:
a)      Tahap persiapan
b)      Tahap Pelaksanaan     
c)      Tahap Analisis Hasil
B.     Rumusan
1.      Apa itu catatan anekdot (anecdotal record)
2.      Bagaimana pembuatan format anekdot (anecdotal record)
C.     Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai catatan anekdot (anecdotal record) dan  pembuatan format anekdot (anecdotal record)
.


BAB 11
PEMBAHASAN
A.    Pengertian catatan anekdot (anecdotal record)
Catatan anekdot adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung tentang sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba (peristiwa yang terjadi secara insidental). 
Anecdotal record(catatan kejadian khusus) merupakan uraian tertulis mengenai perilaku yang ditampilkan oleh anak dalam situasi khusus. Catatan anekdot ditulis dengan singkat. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang terjadi secara faktual (sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar), dengan cara yang obyektif (tidak berprasangka, tidak menduga-duga), menceritakan bagaimana, kapan dan di mana terjadi peristiwa itu, serta apa yang dikatakan dan dikerjakan anak.
Penggunaan catatan anekdot banyak memberi keuntungan kepada pendidik (guru).
Keuntungan menggunakan catatan anekdot tersebut adalah:
1.      Pengamatan dapat bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa saja tentang apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya satu macam perilaku khusus.
2.      Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat kejadian, pencatatan dilakukan nanti setelah pembelajaran usai, sehingga tidak mengganggu aktivitas guru.
3.      Pengamat dapat melihat dan mencatat tingkah laku khusus dan mengabaikan perilaku yang lain.
Secara ideal, komponen yang diases meliputi seluruh aspek perkembangan anak yaitu:
1.      Fisik
Aspek perkembangan fisik meliputi :

a.       Motorik halus
-          Makan
-          Berpakaian
-          Mandi
-          Menyisir rambut
-          Mencuci dan melap tangan
-          Mengikat tali sepatu
-          Dapat membuat berbagai bentuk dengan menggunakan misalnya tanah liat, plastisin, play dough
-          Meniru membuat garis tegak, miring, lengkung dan lingkaran
-          Meniru melipat kertas sederhana (1-12 lipatan)
-          Menggambar orang dengan bagian-bagianny
-          Belajar menggunting bebas dengan berbagai media
b.      Motorik Kasar
- Dapat berjalan bangun tanpa berpegangan
- Pada jari kaki (berjinjit)
- Dengan tumit dengan keseimbangan
- Melompat dengan alat atau tanpa alat
- Memanjat
- Berlari
2. Kognitif
Aspek perkembangan kognitif meliputi :
a. Sains
- Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak (misalnya, menurut warna, bentuk, ukuran)
- Mencari/menunjuk sebanyak-banyaknya benda, binatang, tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu
- Mengenal perbedaan antara kasar dan halus, berat dan ringan, panjang dan pendek, jauh dan dekat.
b. Matematika
- Menyebut urutan bilangan dari 1-10
- Membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda)
- Menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan (anak tidak disuruh    menulis)
- Mengenal konsep bilangan sama dan tidak sama, lebih dan kurang, banyak dan sedikit
- Menyebutkan benda yang berbentuk geometri
3. Bahasa
Aspek perkembangan bahasa meliputi
- Menyebutkan nama, jenis kelamin
- Berbicara lancar dengan kalimat sederhana
- Menirukan kembali 2 s.d 4 urutan kata (latihan pendengaran)
- Mampu melaksanakan 1-2 perintah secara berurutan dengan benar
4. Sosial-Emosional
Aspek perkembangan social-emosional meliputi
- Tenggang rasa terhadap orang lain
- Bekerja sama dengan teman
- Mudah bergaul/berinteraksi dengan orang lain
- Dapat berkomunikasi dengan orang yang sudah dikenalnya
- Meniru kegiatan orang dewasa
- Mau berbagi dengan teman
5. Seni
Aspek perkembangan seni meliputi:
- Menggambar bebas dengan menggunakan pensil warna, arang, krayon, dan lain-lain
- Menggambar bebas dengan bentuk gambar titik, garis, lingkaran, segiempat, segitiga, dan bujur sangkar yang sudah tersedia
- Menggambar bebas di dalam lingkaran, segiempat, segitiga, dan bujur sangkar yang sudah tersedia
- Melukis dengan jari (finger painting), kuas, pelepah pisang, dan sebagainya
- Mewarnai bentuk gambar sederhana
- Meronce
6. Moral dan Nilai Agama
Aspek perkembangan moral dan nilai agama meliputi
- Berdoa sebelum dan sesudah memulai kegiatan
- Meniru pelaksanaan ibadah agama
- Menyayangi dan memelihara semua ciptaan Tuhan
- Cinta antara sesama suku bangsa Indonesia
- Mengenal arti kebersamaan dan persatuan
- Mengenal sopan santun dengan berterima kasih
- Mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain
- Rapi dalam bertindak, berpakaian dan bekerja
- Mengenal konsep benar dan salah
- Dapat mengurus dirinya sendiri
B.     Pembuatan format Catatan Anekdot (anecdotal record)
Aplikasi Prosedur Pengadministrasian Catatan Anekdot
a.       Tahap persiapan mencakup langkah-langkah berikut:
(1)    Menentukan aspek perilaku observi yang akan dicatat.
Semua perilaku anak tanpa terkecuali perlu diamati secara sistematis, sehingga akan mengenal ihwal mereka. Akan tetapi dalam praktiknya, besar kemungkinan diprioritaskan bagi anak-anak yang mengalami masalah dan menunjukkan prilaku khusus (khusus). Aspek-aspek perilaku tersebut, misalnya: kerjasama, ketelitian, perkelahian, membolos, membuat gaduh, menyontek, dan sebagainya.
(2)    Menentukan bentuk catatan anekdot
Menetapkan bentuk catatan anekdot. Berbagai bentuk catatan anekdot seperti: kartu kecil yang berukuran setengah halaman jenis kertas folio berisi satu peristiwa dan lazim di sebut kartu/catatan asli. Catatan asli merupakan bahan konfidensial, sehingga dipertanggung jawabkan kerahasiaannya. Sedangkan kartu yang berukuran satu halaman jenis kertas folio berisi beberapa peristiwa siswa yang sama, dan bentuk catatan anekdor berkala.
b.      Tahap Pelaksanaan     
Pada tahap pelasanaan observer menyiapkan format catatan asli, kemudian mengambil posisi yang memudahkan proses pencatatan. Selanjutnya observer melakukan pencatatan terhadap perilaku khusus observi dan diusahakan agar ia tidak menyadari jika sedang diamati.
c.       Tahap Analisis Hasil
Tahap analisis hasil berupa pemberian komentar/interpretasi observer terhadap perilaku observi pada suatu kejadian berdasarkan hasil pencatatan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat interpretasi, antara lain:
Hal-hal dan cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. Catatlah hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian di rencana kegiatan harian (RKH). Ada tiga kelompok anak yang perlu dicatat, kelompok pertama, yaitu: anak yang belum mencapai atau melakukan/menyelesaikan pekerjaan masih selalu dibantu guru, kelompok kedua, yaitu: anak yang sudah atau mampu melakukan/menyelesaikan tugas tanpa bantuan guru secara tepat, cepat, dan benar, dan kelompok ketiga, yaitu: anak yang menunjukkan kemampuan melebihi indikator-indikator yang diharapkan dalam RKH.
b. Simbol yang digunakan untuk mencatat tingkat pencapaian anak untuk setiap indikator adalah sebagai berikut:
Anak yang selalu dibantu guru dalam melakukan/menyelesaikan tugas-tugas sesuai indikator seperti yang diharapkan dalam RKH, maka pada kolom penilaian dituliskan tanda lingkaran kosong (O) pada nama anak bersangkutan.
Anak yang sudah atau mampu melakukan/menyelesaikan tugas tanpa bantuan guru secara tepat, cepat, dan benar sesuai dengan indicator seperti yang diharapkan dalam RKH, maka pada kolom tersebut dituliskan nama anak dan tanda lingkaran berisi penuh .Anak yang menunjukkan kemampuan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam RKH, diberi dengan tanda cek (V).

Contoh Format Catatan Anekdot
FORMAT CATATAN ANEKDOT
ANAK TK
Kelompok                     :
Semester                      :
Tahun pelajaran          :
Tanggal
Nama
Anak
Peristiwa
Tafsiran
Permasalahan
Tindak lanjut dan Pemecahan
07-11-2010
Tania
Tidak mau bernyanyi bersama-sama
Ia sakit panas
Membawa Tania ke Puskesmas











CATATAN ANEKDOT
ANAK  USIA DINI

KELOMPOK                              : B
SEMESTER                                 : I
TAHUN PELAJARAN               : 2013/2014
Tanggal
Nama Anak Didik
Peristiwa
Tafsiran
Keterangan
 Juli 2014
Ria Rima
Malas/Enggan melakukan aktivitas/kegiatan padahal anak tersebut selalu ceria/gembira setiap melaksanakan kegiatan
Kemungkinan ada permasalahan di rumah (keluarga)
Melakukan kunjungan ke rumah untuk mengkomunikasikan yang terjadi pada diri anak. Ternyata di rumah anak tersebut sering ditinggal ibunya ke luar kota.






BAB111
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Catatan anekdot adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung tentang sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba (peristiwa yang terjadi secara insidental). 
Secara ideal, komponen yang diases meliputi seluruh aspek perkembangan anak yaitu: Fisik (Motorik halus,Motorik Kasar),Kognitif (SainsMatematika), Bahasa, Sosial-Emosional, Seni,Moral dan Nilai Agama.
Keuntungan menggunakan catatan anekdot tersebut adalah:
1.      Pengamatan dapat bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa saja tentang apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya satu macam perilaku khusus.
2.      Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat kejadian, pencatatan dilakukan nanti setelah pembelajaran usai, sehingga tidak mengganggu aktivitas guru.
3.      Pengamat dapat melihat dan mencatat tingkah laku khusus dan mengabaikan perilaku yang lain.
B.     Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi khalayak yang membacanya. Penyusun tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, agar penyusun dapat menyempurnakannya.


DAFTAR RUJUKAN
Yus Anita. 2005. Penilaian Perkembangan Belajar Anak di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional



pendekatan keterampilan proses.




MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN




OLEH:
NAMA: ULPA ULMI
NIM: (1205095)




JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Mendidik merupakan suatu proses yang bertanggung jawab untuk menjadikan seorang siswa untuk menjadi seorang anak yang pintar didalam proses belajar mengajar. Guru sebagai orang yang menggerakkan terlaksananya proses belajar mengajar seharusnya tidak hanya menggunakan strategi yang informasi saja.
Untuk itu perlu pengembangan kemampuan dasar, berupa mental fisik dan sosial, untuk menemukan data dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar. Guna mengaktifkan siswa untuk mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik tersebut.
Guru harusnya melihat cara-cara pemberian informasi dan suasana interaksi dalam proses belajar mengajar. Seperti melakukan pengajaran dengan cara melihat, mendengar dan memperhatikan guru, kemudian melakukan apa yang diperintahkan guru dalam membimbing siswa itu untuk aktif belajar.
B.     TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah diharapkan kita dapat mengerti dan memahami pendekatan keterampilan proses.
C.     RUMUSAN MASALAH
1.   Apa rasional PKP itu?
2.   Apa itu pendekatan keterampilan proses (PKP)
3.  Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam penerapan PKP
4.   Bagaimana peranan guru dalam penerapan PKP
5.  Apa saja model-model mengajar dalam PKP

BAB II
PEMBAHASAN
1)      RASIONAL PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
Beberapa alasan yang mendasari perlunya pendekatan keterampilan proses:
a)      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat
b)       Anak didik mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak, jika anak dilibatkan secara fisik dan mental melalui percobaan dan praktek langsung
c)      Anak didik perlu dilatih untuk aktif kreatif dan inovatif
d)     Pendekatan keterampilan proses memberikan keluwesan dalam belajar dan perbedaan individual anak dapat dilayani dalam kegiatan belajar mengajar.

2)      PENGERTIAN PKP
Keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut” (Azhar, 1993: 7)
Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang dimiliki peserta didik.
Jadi dari beberapa pengertian diatas Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan untuk menemukan fakta dan konsep maupun pengembangan keterampilan–keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang telah mengaktifkan siswa yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri siswa itu sendiri.

3)      HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN GURU DALAM PENERAPAN PKP
 Sebelum menetapkan PKP guru harus terlebih dahulu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Sebelum pelaksanaan PKP, guru menyusun program sedemikian rupa sehingga menunjang CBSA dengan kadar tinggi.
a)      Perlunya pengorganisasian kelas yang memungkinkan terciptanya sarana interaksi belajar mengajar yang mendorong siswa untuk aktif.
b)      Memilih metoda dan media yang dapat menunjang aktifitas siswa dalam belajar.
c)      Evaluasi yang dilakukan hendaknya mencakup evaluasi proses dan hasil belajar siswa secara komperatif.

4)      PERANANAN GURU DALAM PENERAPAN PKP
Guru membimbing dan mendidik siswa untuk lebih terampil dalam menggunakan pengalaman, pendapat, dan hasil temuannya. Dengan cara menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti dengan alat peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bangan yang sesuai dengan keperluan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat, cermat dan tepat.
a)      Guna menghidupkan suasana belajar yang kondusif sehingga mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif. Dengan merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan terhadap bahan pelajaran tersebut.
b)      Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang sehingga siswa terdorong untuk meneliti dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
c)      Guru memancing keterlibatan siswa dalam belajar. Seperti meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda.
d)     Guru harus memberikan semangat yang tinggi kepada siswa dalam mengajar.
e)      Guru melakukan komunikasi yang efektif dan memberikan informasi yang jelas, tepat, dan tidak samar-samar pada siswa. Seperti mengkomunikasikan hasil kegiatan kepada siswa dengan diskusi, ceramah mengarang dan lain-lain.
f)       Guru mendorong siswa untuk dapat menyimpulkan suatu masalah, peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.

5)      MODEL-MODEL MENGAJAR DALAM PKP
Model mengajarkan maksudnya adalah dimana proses dan prosedur pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar siswa. Model-model tersebut sebagai berikut:
a)      Model Dengar-Lihat-Kerjakan (DeLiKan)
Model ini dapat digunakan untuk menyampaikan bahan pengajaran yang sifatnya fakta dan konsep. Aktivitas mental siswa dalam penggunaan model mengajar ini adalah : mengingat, mengenal, menjelaskan, membedakan, menyimpulkan dan menerapkan. Kegiatan belajar siswa yang dikembangkan menjadi tiga kegiatan yakni : kegiatan dengar, kegiatan lihat, kegiatan kerja.
b)      Model mengajar pemecahan masalah (permas)
1.      Pola kegiatan pembelajaran ini mengandung aktivitas belajar siswa yang cukup tinggi, tepat digunakan untuk mengajarkan konsep dan prinsip.
2.      Penyusunan satuan pertanyaan hampir sama dengan model lain. Yang perlu diperhatikan adalah menyusunan dan mengorganisasi bahan ajar.

c)      Model mengajar induktif
1.      Model kegiatan pembelajaran yang dikembangkan melalui cara berfikir induktif yaitu menarik kesimpulan dari fakta menuju kepada hal umum.
2.       Petunjuk pembuatan satuan pelajaran:
-          Waktu paling sedikit 2 jam pelajaran
-          Rumusan tujuan mencakup penyusunan bahan ajar dan keterampilan proses
-          Bahan pengajaran terdiri dari konsep materi, fakta, peristiwa, gejala yang akan diamati oleh siswa dan topik atau masalah yang akan didiskusikan
-          Urutan belajar siswa, menerima informasi, kekunjungan lapangan atau laboraturium kediskusikan kelompok ke melaporkan hasil diskusikan oleh kelompok dan merangkumnya sebagai kesimpulan diskusi kelas
-          Penilaian : penilaian proses selama kegiatan berlangsung dan penilaian hasil belajar setelah pelajaran selesai

d)     Model mengajar deduktif
1.      Pola belajar mengajar yang didasarkan atas cara berfikir deduktif adalah menarik kesimpulan dari pernyataan umum menajadi pernyataan khusus, dari konsep teori menjadi fakta
2.      Petunjuk pembuatan satuan pelajaran dimulai dari pembahasan konsep dan prinsip menuju pembuktian empiris di lapangan atau laboraturium.

e)      Model mengajar gabungan deduktif induktif
1.      Pola BM yang menggabungkan penggunaan kedua model ini dalam satu proses pembelajaran. Tahap pertama menggunakan pendekatan deduktif, kemudian dilanjutkan dengan pendekatan induktif.
a.       Pendekatan deduktif menekankan konsep dan prinsip bahan pengajaran secara teoritis, berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah
b.      Pendekatan induktif menekankan kajian bukti-bukti empiris dari konsep dan prinsip di laboraturium atau dengan alat sederhana atau dalam bentuk pemecahan masalah

2.      Petunjuk pembuatan satuan pelajaran. KBM yang ada dalam satuan pelajaran harus mangandung:
a.       Penjelasa maslah dan gejala oleh guru, supaya siswa memahami ruang lingkupnya
b.      Penelaah buku sumber : informasi untuk mendukung memecahkan masalah
c.       Pembahasan atau penelaah masalah dan gejala berdasarkan pengetahuan ilmiah
d.      Mencari jawaban dan pembuktian masalah dan gejala berdasarkan konsep dan prinsip pengetahuan ilmiah dengan melalui diskusi, praktikum atau pengamatan lapangan
e.       Klasifikasi TIK-nya mengandung unsur kognitif  tingkat tinggi seperti aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

6)      LANGKAH-LANGKAH MELAKSANAKAN KETERAMPILAN PROSES

Untuk dapat melaksanakan kegiatan keterampilan proses dalam pembelajaran guru harus melakukan  langkah-langkah sebagai berikut:
Pendahuluan atau pemanasan

Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah mengarahkan peserta didik pada pokok permasalahan agar mereka siap, baik mental emosional maupun fisik.

Kegiatan pendahuluan atau pemanasan tersebut berupa:
-          Pengulasan atau pengumpulan bahan yang pernah dialami peserta didik yang ada hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan.
-          Kegiatan menggugah dan mengarahkan perhatian perserta didik dengan mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan gambar atau benda lain yang berhubungan dengan materi yang akan diberikan.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa.
Keterampilan proses terdiri dari beberapa keterampilan diantaranya yaitu: mengamati, mengklasifikasikan, menginterprestasikan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan.
Dengan menggunakan PKP siswa akan ;
a.  Memperoleh pengertian yang tepat tentang hakekat pengetahuan
b.  Memperoleh kesempatan belajar dengan ilmu pengetahuan
c. Memperoleh kesempatan melakukan proses dan memperoleh hasil belajar melalui pengalaman langsung
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi khalayak yang membacanya. Penyusun tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, agar penyusun dapat menyempurnakannya.


DAFTAR PUSTAKA
Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD
Tim penyusun. 2006. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran. Padang : Universitas Negeri Padang
http://www.papantulisku.com/2011/07/pendekatan-keterampilan-proses.html