MAKALAH PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK AUD

OLEH:
NAMA: ULPA ULMI
NIM: (1205095)
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan
dua istilah yang mempunyai pengertian yang berbeda, namun keduanya memiliki
keterkaitan yang sangat erat bahkan tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan
lainnya. Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif yang menunjukkan
perubahan yang dapat diamati secara fisik. Sementara itu, perkembangan
merupakan proses kualitatif yang menunjukkan bertambahnya kemampuan
(ketrampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang beraturan dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Perkembangan motorik (motor
skills) sangat berkaitan erat dengan perkembangan fisik anak.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan
keterampilan motorik meliputi keterampilan motorik kasar (gross motor
skills) dan keterampilan motorik halus (fine motor skills). Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan
yang menggunakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua
kemampuan tersebut sangat penting untuk dikembangkan agar anak-anak bisa
berkembang dengan optimal.
B.
Rumusan Masala
Bagaimana pertumbuhan perkembangan
motorik anak dari usia jani sampai usia PAUD?
C. Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan motorik mulai dari janin sampai PAUD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN MASA JANIN
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara
teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi
sampai dewasa.
1) Masa
prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dibagi menjadi
3 periode, yaitu :
a. Masa
zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
b. Masa
embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
Ovum yang telah dibuahi
dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang
berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
c. Masa
janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.
Masa
ini terdiri dari 2 periode yaitu:
1. Masa
fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2 kehidupan
intra uterin.
Pada masa ini terjadi percepatan
pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk
serta mulai berfungsi.
2.
Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung
pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer Imunoglobin G (Ig
G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esensial seri Omega 3
(Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid) pada otak dan retina.
2) Masa
neonatal, umur 0 sampai 28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap
lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi
organ-organ.
3) Masa post (pasca)
neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang
pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama
meningkatnya fungsi sistem saraf. Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai
menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak
halus) serta fungsi ekskresi.
B.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 0 – 2
TAHUN
Periode perkembangan yang merentang dari
kelahiran hingga usia 24 bulan (0 -2 tahun) disebut sebagai periode atau masa
bayi (infacy period). Masa ini merupakan masa yang sangat
bergantung kepada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi seperti
bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial hanya
sebagai permulaan.
Pertumbuhan yang pesat selama rentang
kehidupan terjadi pada masa bayi. Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan
perkembangan adalah sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam hal
tinggi badan, berat badan, kecepatan, kemampuan sensomotorik dan bidang
perkembangan fisik lainnya.
Perlu diingat bahwa selain masing-masing
individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda, perkembangan individu
juga sangat dipengaruhi oleh faktor hereditas dan faktor lingkungan (Soemanto,
2006: 60-61).
Pada masa ini, umumnya bayi mengalami
pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Berat badan bertambah dengan cepat, begitu
pula dengan tinggi atau panjang badan, besar atau lingkar kepala. Rata-rata
anak mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun dan enambelas
buah gigi susu pada usia dua tahun. Gigi yang pertama kali muncul adalah gigi
seri atau gigi depan, sedangkan yang terakhir adalah gigi geraham.
Secara umum pada masa bayi (usia 0-2
tahun), individu mengalami perubahan yang pesat bila dibandingkan dengan yang
akan dialami pada fase-fase berikutnya. Anak sudah memiliki kemampuan dan
keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor (berguling, duduk,
berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan
(melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk
bereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang di sekelilingnya.
Setiap bayi terlahir dengan sejumlah
refleks. Refleks-refleks tersebut merupakan modal dasar bagi bayi untuk
mengadakan reaksi dan tindakan yang bersifat aktif. Beberapa dari refleks ini
akan menghilang dalam waktu tertentu dan disebut refleks anak menusu atau
refleks bayi. Sedangkan sebagian refleks yang tidak hilang disebut refleks
permanen. Beberapa refleks anak menusu atau refleks-refleks
sementara yang dimiliki bayi yang baru lahir antara lain:
a. Refleks moro; Refleks
ini tampak pada gerakan bayi mengembangkan tangannya melebar ke samping,
melebarkan jari-jarinya lalu mengembalikan tangannya dengan tarikan cepat
seakan-akan ingin memeluk seseorang. Refleks ini disebut juga refleks peluk.
b.
Refleks mencium-cium atau “rooting-reflex”; Refleks
ini ditimbulkan oleh stimulasi taktil pada pipi atau daerah mulut. Bayi
memutar-mutar kepalanya seakan-akan mencari punting susu.
c.
Refleks hisap; Refleks hisap biasanya timbul
bersama-sama dengan rangsang pipi. Refleks ini mempunyai fungsi eksploratif
yang menenangkan.
d. Refleks genggam atau refleks Darwin,;
Refleks ini dapat dibuktikan dengan membuat rangsang melalui goresan jari
melalui bagian dalam lengan anak ke arah telapak tangannya. Bila rangsang
hampir sampai pada telapak tangan maka telapak tangan akan terbuka. Selanjutnya
bila jari diletakkan pada telapak tangan, maka anak akan menutup telapak
tangannya tadi.
e. Refleks Babinski (refleks
genggam kaki). Bila ada rangsang pada telapak kaki, ibu jari kaki
akan bergerak ke atas dan jari-jari lain membuka. Kedua refleks genggam ini
akan menghilang pada sekitar 6 bulan (Monks dkk, 1992: 75).
Sebagaimana telah dikemukakan, bayi
yang baru lahir dapat menunjukkan beberapa variasi refleks motorik yang
kompleks. Beberapa diantaranya dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Bayi akan
mengikuti cahaya yang bergerak dengan mata mereka, mengisap putting susu yang
dimasukkan ke dalam mulut, menengok pada sentuhan di ujung mulut, dan menggeram
sesuatu yang diletakkan di telapak tangannya.
Beberapa pola dan tingkah laku motorik
pada bayi makin lama makin bertambah baik serta terkoordinasi, makin cermat,
dan makin tepat. Hal ini, antara lain tampak pada tingkah bayi berikut ini:
a. Kinestesi ; Bayi
yang baru dilahirkan sudah mempunyai aktivitas kinestetik, yaitu sudah
mempunyai gerakan penghayatan, gerakan aktif, dan sudah dapat merasakan
gerakan-gerakannya. Termasuk
juga dalam golongan ini pengamatan tingkah laku sendiri. Sebelum dilahirkan, fetus juga dapat melakukan aktivitaskinestesi meskipun
masih sangat terbatas.
b.
Duduk ; Rata-rata,
pada usia dua sampai tiga bulan bayi dapat duduk dengan bantuan orang dewasa
dan pada usia tujuh bulan bayi dapat duduk sendiri tanpa bantuan orang lain.
c.
Merangkak dan merayap ; Walaupun ada perbedaan individual
antara masa bayi ketika merangkak dan merayap, semua bayi yang dibolehkan
bergerak di tanah cenderung mengikuti urutan yang sama. Usia rata-rata untuk
dapat merangkak (bergerak dengan perut terletak pada lantai) kurang lebih lebih
sembilan bulan. Merayap dengan tangan dan lutut terlihat pada usia 10 bulan.
Seorang bayi dapat melampaui satu atau lebih tahap-tahap dalam perkembangan,
namun kebanyakan bayi melalui sebagian besar tahap-tahap tersebut.
d.
Berdiri dan Berjalan ; Kebanyakan bayi sudah dapat
berdiri beberapa minggu sebelum mereka dapat berjalan. Biasanya bayi dapat
berjalan pada usia kurang lebih satu tahun meskipun ada banyak variasinya
antara 9-15 bulan.
e.
Memegang/Menggenggam : Antara minggu
ke-16 dan ke-52 bayi dapat memegang sesuatu dengan baik.
Sekitar usia lima bulan anak dapat memegang
sesuatu yang dilihatnya. Bayi usia satu bulan akan memandang benda sesuatu
tetapi ia tidak akan memegangnya. Anak usia dua setengah bulan akan memukulnya
dan sekitar usia empat bulan ia mencoba untuk menyentuhnya. Baru pada usia lima
bulan ia mencoba untuk memegang/ meraihnya. Kemampuan ini tergantung pada
pematangan fungsi-fungsi organ pada anak (faktor internal) maupun pengaruh
lingkungan (faktor eksternal).
Kemampuan anak untuk dapat duduk,
berdiri, berjalan, dan sebagainya tergantung pada kematangan system saraf dan
otot, dan kesempatan untuk mempraktekkan kemampuan motorik. Walaupun kemampuan
kematangan dapat berkembang tanpa pelajaran khusus, namun pembatasan kesemptan
untuk mempraktekkan dapat menghalangi perkembangannya. Selain itu latihan khusus
dapat memfasilitasi perkembangan motorik.
C.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3
TAHUN
seorang anak yang berusia sekitar tiga tahun sudah dapat berjalan dengan
baik . Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan untuk berjalan dan
berlari. Anak juga mulai senang memanjat, meloncat, menaiki sesuatu dan lain
sebagainya.Anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda
di sekitarnya.
D.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 3-4
TAHUN
Secara umum, anak pada fase ini masih mengalami
peningkatan dalam berperilaku motorik, sosial, berfikir fantasi maupun
kemampuan mengatasi frustasi. Untuk kemampuan motorik, , anak sudah menguasai
semua jenis gerakan-gerakan tangan, seperti memegang benda atau boneka.. Akan tetapi sifat egosentriknya
masih melekat. Tingkat frustasi anak juga cenderung menurun. Hal ini disebabkan
adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dialaminya secara lebih aktif atau sudah ada sifat kemandirian anak. Pada usia
ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih banyak
kemandirian.
Dengan
kehidupan fantasi yang dimilikinya ini, anak akan memperlihatkan kesiapannya
untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama, bahkan anak juga sudah
dapat mengingatnya. Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang dimilikinya mulai
membuat anak tidak mau banyak diatur dalam kegiatankegiatannya. Pada aspek
kognitif anak juga sudah mulai mengenal konsep jumlah, warna, ukuran dan
lain-lain.
E.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 4-6
TAHUN
Selama masa kanak-kanak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lebih
lambat dibandingkan dengan
tingkat pertumbuhan selama masa bayi (infacy period).Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai
mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira dua tahun menjelang anak
matang secara seksual, di manapertumbuhan fisik pada waktu itu kembali berkembang dengan pesat.
Meskipun selama masa kanak-kanak secara
umum pertumbuhan fisik
mengalami perlambatan, namun ketrampilan-ketrampilan motorik kasar dan motorik
halus justru berkembang pesat.Perkembangan fisik masa anak-anak ditandai dengan
berkembangnya ketrampilan motorik tersebut,baik keterampilan motorik kasar maupun keterampilan
motorik halus (Monks
dkk, 1992: 100). Perkembangan motorik ini antara lain dapat dilihat dari
perubahan kemampuan atau fungsi fisik untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu.sekitar usia empat tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang
dewasa.
Ketika kurang lebih telah berusia
lima tahun anak sudah
terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, seperti maju
mundur, jalan cepat, dan pelan-pelan, melompat, berjingkrak, dan sebagainya yang semuanya dilakukan dengan
lebih baik, halus, dan bervariasi. Pada usia
sekitar limatahun anak
sudah dapat melakukan tindakan-tindakan tertentu secara akurat, seperti menangkap bola
dengan baik, melukis, menulis, menggunting, melipat kertas, dan
sebagainya.
Danim (2011: 47-48) menyatakan bahwa
teori belajar observasional (Observational Learning Theory) yang dikembangkan
oleh Albert Bandura dapat diterapkan pada pembelajaran motorik kasar dan halus
bagi anak-anak prasekolah (masa kanak-kanak awal). Setelah anak-anak secara
biologis mampu belajar perilaku tertentu, mereka harus melakiukan hal-hal
berikut dalam rangka untuk mengembangkan keterampilan barunya:
1) Mengamati
perilaku orang lain
2) Membentuk
citra mental dari perilaku itu
3) Meniru
perilaku tersebut
4) Praktik
perilaku
5) Termotivasi
untuk mengulangi perilaku tersebut.
Dengan kata lain anak-anak harus siap,
memiliki keterampilan yang memadai, dan tertarik untuk mengembangkan
keterampilan motorik. Dengan cara ini anak akan menjadi kompeten pada
keterampilan-keterampilan yang ingin atau akan dikuasai.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan tahap perkembangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah
perkembangan manusia. Masa anak usia dini ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun
atau sampai anak mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini
atau prasekolah. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik dan psikis yang sangat
pesat.
Perkembangan motorik (motor
skills) sangat berkaitan erat dengan perkembangan fisik anak.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan
keterampilan motorik meliputi keterampilan motorik kasar (gross motor
skills) dan keterampilan motorik halus (fine motor skills). Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang,
berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota
tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat
penting untuk dikembangkan agar anak-anak bisa berkembang dengan optimal.
B.
Saran
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi khalayak yang membacanya.
Penyusun tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga penyusun
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, agar penyusun dapat
menyempurnakannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Danim, Sudarwan,
2011, Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Alfabeta.
F.J Monks, dkk. 2006.
Ontwikkelings Psychologie, 1992 [terj. Siti Rahayu Haditomo, Psikologi
Perkembangan, Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.
Soemanto, Wasty.,
2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
izin copy.. trima kasih..
BalasHapus