Rabu, 03 Desember 2014

MAKALAH PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK AUD




MAKALAH  PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK AUD




OLEH:
NAMA: ULPA ULMI
NIM: (1205095)




JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014




BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang mempunyai pengertian yang berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat bahkan tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan lainnya.  Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif yang menunjukkan perubahan yang dapat diamati secara fisik. Sementara itu, perkembangan merupakan proses kualitatif yang menunjukkan bertambahnya kemampuan (ketrampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang beraturan dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Perkembangan motorik (motor skills)  sangat berkaitan erat dengan perkembangan fisik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan keterampilan motorik meliputi keterampilan motorik kasar (gross motor skills) dan keterampilan motorik halus (fine motor skills). Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting untuk dikembangkan agar anak-anak bisa berkembang dengan optimal.
B.        Rumusan Masala
Bagaimana pertumbuhan perkembangan motorik anak dari usia jani sampai usia PAUD?
C.    Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan motorik mulai dari janin sampai PAUD.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  MASA JANIN
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.
1)      Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
a.       Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
b.      Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
c.       Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.
Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
1.       Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2 kehidupan intra uterin.
Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.
2. Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer Imunoglobin G (Ig G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid) pada otak dan retina.
2)      Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ.

3)   Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi.
B.     PERTUMBUHAN DAN  PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 0 – 2 TAHUN
Periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga usia 24 bulan (0 -2 tahun) disebut sebagai periode atau masa bayi (infacy period). Masa ini merupakan masa yang sangat bergantung kepada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial hanya sebagai permulaan.
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bayi. Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan adalah sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam hal tinggi badan, berat badan, kecepatan, kemampuan sensomotorik dan bidang perkembangan fisik lainnya.
Perlu diingat bahwa selain masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda, perkembangan individu juga sangat dipengaruhi oleh faktor hereditas dan faktor lingkungan (Soemanto, 2006: 60-61).
Pada masa ini, umumnya bayi mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Berat badan bertambah dengan cepat, begitu pula dengan tinggi atau panjang badan, besar atau lingkar kepala. Rata-rata anak mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun dan enambelas buah gigi susu pada usia dua tahun. Gigi yang pertama kali muncul adalah gigi seri atau gigi depan, sedangkan yang terakhir adalah gigi geraham.
Secara umum pada masa bayi (usia 0-2 tahun), individu mengalami perubahan yang pesat bila dibandingkan dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya. Anak sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor (berguling, duduk, berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan (melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk bereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang di sekelilingnya.
Setiap bayi terlahir dengan sejumlah refleks. Refleks-refleks tersebut merupakan modal dasar bagi bayi untuk mengadakan reaksi dan tindakan yang bersifat aktif. Beberapa dari refleks ini akan menghilang dalam waktu tertentu dan disebut refleks anak menusu atau refleks bayi. Sedangkan sebagian refleks yang tidak hilang disebut refleks permanen. Beberapa refleks anak menusu atau refleks-refleks sementara  yang dimiliki bayi yang baru lahir antara lain:
a. Refleks moro; Refleks ini tampak pada gerakan bayi mengembangkan tangannya melebar ke samping, melebarkan jari-jarinya lalu mengembalikan tangannya dengan tarikan cepat seakan-akan ingin memeluk seseorang. Refleks ini disebut juga refleks peluk.
b. Refleks mencium-cium atau “rooting-reflex”; Refleks ini ditimbulkan oleh stimulasi taktil pada pipi atau daerah mulut. Bayi memutar-mutar kepalanya seakan-akan mencari punting susu.
c. Refleks hisap; Refleks hisap biasanya timbul bersama-sama dengan rangsang pipi. Refleks ini mempunyai fungsi eksploratif yang menenangkan.
d. Refleks genggam atau refleks Darwin,; Refleks ini dapat dibuktikan dengan membuat rangsang melalui goresan jari melalui bagian dalam lengan anak ke arah telapak tangannya. Bila rangsang hampir sampai pada telapak tangan maka telapak tangan akan terbuka. Selanjutnya bila jari diletakkan pada telapak tangan, maka anak akan menutup telapak tangannya tadi.
e. Refleks Babinski (refleks genggam kaki). Bila ada rangsang pada telapak kaki, ibu jari kaki akan bergerak ke atas dan jari-jari lain membuka. Kedua refleks genggam ini akan menghilang pada sekitar 6 bulan (Monks dkk, 1992: 75).

Sebagaimana telah dikemukakan, bayi yang baru lahir dapat menunjukkan beberapa variasi refleks motorik yang kompleks. Beberapa diantaranya dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Bayi akan mengikuti cahaya yang bergerak dengan mata mereka, mengisap putting susu yang dimasukkan ke dalam mulut, menengok pada sentuhan di ujung mulut, dan menggeram sesuatu yang diletakkan di telapak tangannya.
Beberapa pola dan tingkah laku motorik pada bayi makin lama makin bertambah baik serta terkoordinasi, makin cermat, dan makin tepat. Hal ini, antara lain tampak pada tingkah bayi berikut ini:
a. Kinestesi Bayi yang baru dilahirkan sudah mempunyai aktivitas kinestetik, yaitu sudah mempunyai gerakan penghayatan, gerakan aktif, dan sudah dapat merasakan gerakan-gerakannya. Termasuk juga dalam golongan ini pengamatan tingkah laku sendiri. Sebelum dilahirkan, fetus juga dapat melakukan aktivitaskinestesi meskipun masih sangat terbatas.
b. Duduk ; Rata-rata, pada usia dua sampai tiga bulan bayi dapat duduk dengan bantuan orang dewasa dan pada usia tujuh bulan bayi dapat duduk sendiri tanpa bantuan orang lain.
c. Merangkak dan merayap ; Walaupun ada perbedaan individual antara masa bayi ketika merangkak dan merayap, semua bayi yang dibolehkan bergerak di tanah cenderung mengikuti urutan yang sama. Usia rata-rata untuk dapat merangkak (bergerak dengan perut terletak pada lantai) kurang lebih lebih sembilan bulan. Merayap dengan tangan dan lutut terlihat pada usia 10 bulan. Seorang bayi dapat melampaui satu atau lebih tahap-tahap dalam perkembangan, namun kebanyakan bayi melalui sebagian besar tahap-tahap tersebut.
d. Berdiri dan Berjalan Kebanyakan bayi sudah dapat berdiri beberapa minggu sebelum mereka dapat berjalan. Biasanya bayi dapat berjalan pada usia kurang lebih satu tahun meskipun ada banyak variasinya antara 9-15 bulan.
e. Memegang/Menggenggam : Antara minggu ke-16  dan ke-52 bayi dapat memegang sesuatu dengan baik.
Sekitar usia lima bulan anak dapat memegang sesuatu yang dilihatnya. Bayi usia satu bulan akan memandang benda sesuatu tetapi ia tidak akan memegangnya. Anak usia dua setengah bulan akan memukulnya dan sekitar usia empat bulan ia mencoba untuk menyentuhnya. Baru pada usia lima bulan ia mencoba untuk memegang/ meraihnya. Kemampuan ini tergantung pada pematangan fungsi-fungsi organ pada anak (faktor internal) maupun pengaruh lingkungan (faktor eksternal).
Kemampuan anak untuk dapat duduk, berdiri, berjalan, dan sebagainya tergantung pada kematangan system saraf dan otot, dan kesempatan untuk mempraktekkan kemampuan motorik. Walaupun kemampuan kematangan dapat berkembang tanpa pelajaran khusus, namun pembatasan kesemptan untuk mempraktekkan dapat menghalangi perkembangannya. Selain itu latihan khusus dapat memfasilitasi perkembangan motorik.
C.     PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN
seorang anak yang berusia sekitar tiga tahun sudah dapat berjalan dengan baik . Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan untuk berjalan dan berlari. Anak juga mulai senang memanjat, meloncat, menaiki sesuatu dan lain sebagainya.Anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya.
D.    PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 3-4 TAHUN
Secara umum, anak pada fase ini masih mengalami peningkatan dalam berperilaku motorik, sosial, berfikir fantasi maupun kemampuan mengatasi frustasi. Untuk kemampuan motorik, , anak sudah menguasai semua jenis gerakan-gerakan tangan, seperti memegang benda atau boneka.. Akan tetapi sifat egosentriknya masih melekat. Tingkat frustasi anak juga cenderung menurun. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya secara lebih aktif atau sudah ada sifat kemandirian anak. Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih banyak kemandirian.
 Dengan kehidupan fantasi yang dimilikinya ini, anak akan memperlihatkan kesiapannya untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama, bahkan anak juga sudah dapat mengingatnya. Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang dimilikinya mulai membuat anak tidak mau banyak diatur dalam kegiatankegiatannya. Pada aspek kognitif anak juga sudah mulai mengenal konsep jumlah, warna, ukuran dan lain-lain.
E.     PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 4-6 TAHUN
Selama masa kanak-kanak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi (infacy period).Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira dua tahun menjelang anak matang secara seksual, di manapertumbuhan fisik pada waktu itu kembali berkembang dengan pesat.
 Meskipun selama masa kanak-kanak secara umum pertumbuhan fisik mengalami perlambatan, namun ketrampilan-ketrampilan motorik kasar dan motorik halus justru berkembang pesat.Perkembangan fisik masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya ketrampilan motorik tersebut,baik keterampilan motorik kasar maupun keterampilan motorik halus (Monks dkk, 1992: 100). Perkembangan motorik ini antara lain dapat dilihat dari perubahan kemampuan atau fungsi fisik untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu.sekitar usia empat tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa.
Ketika kurang lebih telah berusia lima tahun anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, seperti maju mundur, jalan cepat, dan pelan-pelan, melompatberjingkrak, dan sebagainya yang semuanya dilakukan dengan lebih baik, halus, dan bervariasi. Pada usia sekitar limatahun anak sudah dapat melakukan tindakan-tindakan tertentu secara akurat, seperti menangkap bola dengan baik, melukis, menulis, menggunting, melipat kertas, dan sebagainya.
Danim (2011: 47-48) menyatakan bahwa teori belajar observasional (Observational Learning Theory) yang dikembangkan oleh Albert Bandura dapat diterapkan pada pembelajaran motorik kasar dan halus bagi anak-anak prasekolah (masa kanak-kanak awal). Setelah anak-anak secara biologis mampu belajar perilaku tertentu, mereka harus melakiukan hal-hal berikut dalam rangka untuk mengembangkan keterampilan barunya:
1)      Mengamati perilaku orang lain
2)      Membentuk citra mental dari perilaku itu
3)      Meniru perilaku tersebut
4)      Praktik perilaku
5)      Termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut.
Dengan kata lain anak-anak harus siap, memiliki keterampilan yang memadai, dan tertarik untuk mengembangkan keterampilan motorik. Dengan cara ini anak akan menjadi kompeten pada keterampilan-keterampilan yang ingin atau akan dikuasai.







BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
Berdasarkan tahap perkembangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia. Masa anak usia dini ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini atau prasekolah. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik dan psikis yang sangat pesat.
Perkembangan motorik (motor skills)  sangat berkaitan erat dengan perkembangan fisik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan keterampilan motorik meliputi keterampilan motorik kasar (gross motor skills) dan keterampilan motorik halus (fine motor skills). Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting untuk dikembangkan agar anak-anak bisa berkembang dengan optimal.
B.        Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi khalayak yang membacanya. Penyusun tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, agar penyusun dapat menyempurnakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan, 2011, Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Alfabeta.
F.J Monks, dkk. 2006. Ontwikkelings Psychologie, 1992 [terj. Siti Rahayu Haditomo, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.

Soemanto, Wasty., 2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

1 komentar: